Jumat, 23 Agustus 2013

Ketiak Hitam agar putih kembali

Setiap orang pasti berkeinginan mempunyai ketiak yang putih bukan ? Bukan cuma kulit wajah yang putih tetapi kulit ketiak yang hitam pun juga akan mengurangi rasa percaya diri kamu saat memakai pakaian yang tanpa lengan. Taukah kamu kulit ketiak tak seputih kulit tangan ataupun wajah. seringkali kamu mencukur rambut pada ketiak agar terlihat bersih tetapi hal itu malah menimbulkan bekas hitam dikulit.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kulit ketiak menghitam diantaranya adalah faktor genetika, perubahan hormon, faktor usia, cara mencukur rambut ketiak, pengaruh deodorant dan perubahan hormon pada masa kehamilan.Selain itu, keringat juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan ketiak berubah menjadi hitam atau gelap.

Cara Memutihkan Ketiak Hitam Secara Alami


Tips Merawat Kulit Ketiak

  • Ketika mencukur bulu ketiak berhati-hatilah, jangan menggores kulit ketiak karena akan membuat kulit ketiak stress dan berkeringat.
  • Usahakan ketiak tetap kering
  • Pakailah deodorant yang memiliki kandungan asam linolenat dari minyak biji bunga matahari untuk mengurangi warna hitam pada ketiak.
  • Bersihkan ketiak dari sisa-sisa deodorant atau bedak yang menempel dengan tissue sebelum anda membasuh tubuh.
  • Jangan menggosok ketiak terlalu keras karena akan merusak lapisan kulit dan membuat kulit ketiak semakin tipis.
  • Hindari mengenakan pakaian ketat, karena akan membuat ketiak bergesekan dengan lipatan baju sehingga dapat merangsang keringat untuk keluar.

Senin, 29 Juli 2013

SI PUTIH

Mulai dari si Biru, lalu si Ijo dan sekarang hadir si Putih ditengah2 kita, mudah2an jadi berkah. Amiiiin

Si putih yang datang di tanggal 26 Juli 2013, 21 tahun 6 bulan jaraknya dari Bosnya

ini Si Putih



ini dia Pak Bosnya.... Heeeee... ^_^

Senin, 18 Maret 2013

Membangun Daya Tahan terhadap Serangan Depresi

 

From://http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2012/05/27/membangun-daya-tahan-terhadap-serangan-depresi-466176.html


Depresi menyerap energi, harapan dan daya juang sehingga membuat orang yang terkena depresi mengalami kesulitan mengatasinya. Meskipun demikian, bukan berarti depresi tidak bisa dipulihkan. Dalam bab ini akan dibahas kegiatan yang perlu dilakukan untuk membangun daya tahan sehingga ketika menghadapi goncangan, seseorang tidak perlu sampai jatuh kedalam depresi.
Agar terbebas atau bangkit dari depresi kita harus mau melakukan atau mengerjakan sesuatu. Namun disaat menderita depresi, melakukan sesuatu tersebut bukanlah pekerjaan mudah. Bila anda menderita depresi tingkat sedang, maka anda harus bangkit dan mengupayakan diri agar mau keluar dari kamar dan mengerjakan sesuatu. Namun bila depresi tersebut tingkat berat, maka sebaiknya jangan terlalu memaksa diri. Bila anda menderita depresi berat, jangan terlalu perfeksionist, kurangi kegiatan dan perlakukan diri anda seperti bila terkena sakit (fisik) yang berat,
Biasanya semakin bermanfaat kegiatan yang perlu dilakukan untuk mengatasi depresi , semakin sulit hal tersebut dilakukan. Hanya saja, perlu dibedakan bahwa sulit bukan berarti tidak mungkin.Untuk itu, agar bisa mengatasi depresi, penderita depresi perlu dibantu dan didorong untuk melakukan hal hal yang kecil terlebih dahulu, sebelum kemudian dikembangkan ketingkat yang lebih sulit.
Penderita dari depresi sedang biasanya bisa pulih kembali dalam waktu singkat. Namun pulih dari depresi berat sering memerlukan waktu dan prosesnya berjalan pelan. Untuk itu diperlukan kesabaran. Terkena depresi dalam waktu lama sering menyebabkan orang tersebut menjadi kurang percaya diri dan menggantungkan diri pada orang lain. Akibatnya, mereka sangat ketakutan dan merasa tidak aman untuk kembali pada tugas dan kewajiban semula.

Minggu, 17 Maret 2013

BANGKIT DARI KETERPURUKAN- STAND UP FROM MANIC DEPRESIVE

Bangkit Dari Keterpurukan

From :  http://www.wikimu.com/news/displaynews.aspx?id=8037

Senin, 05-05-2008 13:57:34 oleh: Tarjum
Kanal: Opini
Saat kenaikan kelas, dari kelas 2 ke kelas 3, Prestasi akademisku belum berubah, masih bertahan di rangking 34 dari 40 siswa. Itu artinya aku naik kelas dengan nilai pas-pasan. Masih untung aku bisa naik kelas. Yang sering aku khawatirkan adalah jika saat ujian semester (Evaluasi Belajar Akhir Semester / EBAS) aku berada dalam masa depresi. Karena saat depresi, jangankan mengerjakan soal-soal ujian yang rumit, berpikir pun aku seperti tak bisa. Beruntung, hampir setiap waktu ujian selalu bertepatan dengan episode mania.
Kekhawatiranku yang lain adalah jika waktu ujian kelulusan nanti aku berada dalam episode depresi, karena jika itu terjadi bukan tidak mungkin aku tidak akan lulus. Memasuki kelas 3, kondisi mentalku belum banyak berubah, siklus depresi dan mania masih terus berlangsung. Seperti lingkaran setan yang entah di mana ujungnya.
Meski demikian aku tidak pasrah dan berdiam diri, apa lagi putus asa, hanya menunggu nasib baik dan keajaiban datang. Aku tidak ingin membiarkan diriku terus terpuruk semakin dalam. Aku berusaha mencari informasi sebanyak mungkin tentang gangguan jiwa yang aku derita, baik dari buku-buku psikologi, majalah maupun surat kabar. Aku mencoba mempraktikkan beberapa metode terapi yang aku pelajari. Walaupun hasilnya tidak langsung terasa, paling tidak aku punya harapan kondisi jiwaku akan membaik di kemudian hari.
Aku juga mulai membuka diri dan melibatkan diri dalam berbagai aktivitas di lingkungan sekolah maupun di rumah. Aktif dalam Kegiatan-kegiatan Olah Raga di kampung, aku mulai berusaha menyempatkan diri mengikuti kegiatan-kegiatan olah raga, terutama olah raga permainan bola voli setiap sore hari. Olahraga ini sebenarnya sudah aku tekuni sejak aku masih di SD, tapi karena postur tubuhku yang kurang mendukung, kemampuanku dalam olah raga permainan ini kurang berkembang.
Ayah pun—yang sebelumnya jarang memberiku waktu untuk bermain— memberiku keleluasaan untuk ikut dalam kegiatan-kegiatan olahraga di sekolah maupun di kampung. Ayah tidak ngomel lagi kalau aku pulang dari sawah atau kebun agak siang, asal pekerjaanku sudah beres. Ayah juga tidak melarangku jika malam hari aku nonton acara-acara hiburan di desaku bersama teman-temanku. Bahkan ayah tidak ngomel kalau sepulang dari mesjid aku tidak belajar dan hanya nonton TV sampai larut malam. Sepertinya ayah maklum dengan apa yang aku lakukan, karena ayah sudah mengetahui dan memahami gangguan jiwa yang aku alami.
Olahraga yang Sangat Aku Sukai
Di sekolah aku juga lebih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan olahraga khususnya bola voli dan renang. Kebetulan pada semester lima ada materi pelajaran olahraga tentang renang dan akan ada tes praktik renang selain teori. Dua minggu sekali secara bergiliran tiap kelas belajar renang bersama di kolam renang kota kabupaten, yang jaraknya dari sekolah sekitar 30 km.
Sejak itu aku jadi ketagihan renang. Bersama beberapa orang teman, seminggu sekali, sepulang sekolah aku pergi ke kolam renang sekalian rekreasi. Hobi baruku ini, selain menyenangkan ternyata sangat bermanfaat untuk kebugaran dan terutama perkembangan tubuhku. Tinggi badanku yang tadinya hanya sekitar 150 cm, setelah beberapa bulan berlatih renang bertambah hampir mencapai 160 cm. Postur tubuhku pun kelihatan lebih berisi dan tidak kerempeng lagi. Perkembangan fisik yang cukup baik dan tergolong cepat ini membuatku lebih percaya diri. Aku semakin termotivasi untuk lebih aktif berolahraga.
Selain di sekolah, di kampung juga aku semakin giat dan bersemangat mengikuti latihan-latihan fisik maupun teknik bersama rekan-rekan tim bola voli. Senior-seniorku di tim selalu memberi dukungan dan dorongan semangat, bahwa dengan postur tubuhku yang cukup tinggi aku bisa menjadi pemain andalan di tim. Semakin lama aku semakin menyukai olahraga permainan ini. Aku semakin terpacu untuk berlatih dan terus berlatih agar aku benar-benar bisa menjadi pemain andalan yang disegani oleh lawan maupun kawan. Aku berlatih keras baik latihan fisik, teknik maupun mental.
Kerja kerasku mulai menampakan hasil, kemampuan fisik, teknik dan mentalku mengalami peningkatan yang cukup pesat. Beberapa bulan kemudian aku sudah masuk tim inti. Aku mulai sering ikut dalam pertandingan-pertandingan persahabatan dengan tim-tim bola voli daerah lain. Aku bukan hanya menyukai permainan ini, tapi bisa dibilang sudah kecanduan. Tidak enak rasanya kalau sehari saja tidak main. Kesukaan bermain voli ini ternyata bukan hanya berpengaruh positif terhadap kebugaran dan pertumbuhan fisikku, tanpa aku sadari juga berpengaruh terhadap kondisi mentalku.
Sejak aku aktif mengikuti kegiatan olahraga, aku merasakan perubahan dalam diriku. Intensitas tekanan manic depressive mengalami penurunan yang signifikan, serta siklusnya mengalami perlambatan secara bertahap. Perlahan tapi pasti aku merasakan gairah dan semangat hidupku tumbuh kembali. Pikiran-pikiran negatif mulai berkurang digantikan oleh pikiran-pikiran positif. Kecemasan, kegelisahan dan keyakinan-keyakinan aneh yang telah sekian lama bercokol dalam pikiran sedikit demi sedikit mulai berkurang.
Kondisi jiwaku yang mulai membaik berimbas positif terhadap prestasi belajarku di sekolah. Akhir semester 5 aku masuk ranking 20 besar. Prestasi yang cukup menggembirakan ini semakin menambah semangat belajarku, aku ingin meraih kembali kisah sukses belajarku seperti dulu sebelum sakit. Selain giat belajar dan berolahraga, aku juga terus mencari dan mempelajari artikel-artikel kejiwaan dan kesehatan mental dari buku-buku, surat kabar dan majalah. Lalu sebisa mungkin mempraktikannya dalam aktivitas sehari-hariku.
Aku juga berusaha untuk terus-menerus menambah wawasan dan pengetahuan tentang apa saja, memperluas ruang lingkup pergaulan, serta membuka diri terhadap saran, kritik dan nasehat dari teman, sahabat dan orang tuaku sendiri. Aku tak lagi memilih-milih teman atau lingkungan pergaulan. Patokanku, yang penting aku tidak melanggar hukum dan nilai-nilai agama.
Kesenanganku membaca dan olahraga menjadi semacam terapi fisik, psikis dan sosial sekaligus. Pemulihan kondisi mentalku mengalami kemajuan yang luar biasa. Saat pelaksanaan ujian akhir—saat yang paling aku tunggu-tunggu sekaligus aku khawatirkan—suasana hatiku sedang dalam keadaan stabil, hingga aku bisa melaksanakan ujian dengan baik dan lancar. HFRasil ujianku juga lumayan baik, aku berada pada ranking 17 dari 40 siswa. Itulah hasil terbaik yang aku capai dengan susah payah. Bisa lulus SMA dengan nilai yang cukup baik saja aku sudah sangat bersyukur.
Aku ibarat lolos dari lubang jarum, mengingat kondisi kejiwaanku yang kacau-balau tidak karuan selama ini. Andai saja aku tidak mengalami gangguan jiwa berat, mungkin prestasiku bisa lebih baik lagi, bahkan bukan tidak mungkin aku bisa lulus dengan nilai tertinggi. Namun bagaimanapun hasilnya, itulah yang terbaik yang bisa aku capai.
Inilah akhir derita batinku di SMA, masa yang seharusnya dipenuhi keceriaan dan kegembiraan yang bertabur indah dan harumnya bunga-bunga masa remaja. Masa yang disebut paling indah dalam kehidupan seseorang. Namun masa yang indah ini harus aku lalui dengan derita psikis yang teramat pedih dan menyiksa.

bangkit dari masa lalu dan depresi berat

--- In bekakak@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
>
> 
> trus um pe2nk nyank masih gentayangan ya ??.. iixix..ixixi
> 
> um pe2nk ... stiker simpatisan bekakak 333 dah jadi blom ?
> 
> rgds
> ipoenk b
> 
> 
> 
Horeeeeeee..... Akhirnya Mas Sampeyan Dan Teman Teman sudah 
sembuh
 dari penyakit jiwa, Jadi selama ini Sampeyan...!!!??? hahahah
 --- In bekakak@yahoogroups.com, "hendro cahyono"
> >  wrote:
> >>
> >> Ada tulisan bagus kiriman seorang teman, kali saja ada 
manfaatnya.
> >> maaf kalo kepanjangan......
> >>
> >> wassalam,
> >>
> >>
> >> Aku Bangkit dari Sakit Jiwa 3 September 2007 - 7:36 WIB Liza
> > Desylanhi

Kamis, 14 Maret 2013

stress mikir skripsi ngeblog dulu ajah

berhari-hari berbulan2 kmungkinan diriku dilanda stress yang terjadi sebelum q menghadapi masa-masa skripsiku.. sambil q mencari inspirasi maka kucoba browsing2 yang kaitannya dengan dunia pendidikan. Kubaca-baca tentng sesuatu yang menarik bagiku ialah mengenai nilai pendidikan yang terkandung dalam film taree zamen par berkisahkan seorang anak yang unik dan mengalami dyslexia (sejenis kelainan berupa hambatan dalam membaca dan menulis)... mudah-mudahan ini bisa membawaku meluluskan diri dari bangku kuliahku.

iseng2 juga q ikuti tes psikologi yang ada di internet yang hasilnya bisa dibaca sebagai berikut:

Dear User, berdasarkan test yang diambil, Tingkat ambisi Anda tergantung pada ketinggian gunung yang Anda jawab, yaitu: puncak.
Anda mencoba untuk menyenangkan setiap orang, ukuran ini kepribadian seperti yang terlihat oleh orang lain yaitu kecil.

Teman terbaik Anda adalah yang Anda butuhkan pada saat Anda berada dalam kesulitan.
웃 : Anda memiliki kepribadian yang rumit.
웃 : Anda memiliki kepribadian keras kepala.
웃 : Anda juga bisa ditebak, liar dan menarik.
웃 : Anda adalah oportunis.


olalaaaa....


A. Rumah itu kemalingan = kamu selalu mengira yang terburuk dalam situasi. karena itu mudah panik dan tidak fokus terhadap masalah yang terjadi.
B. Burung berubah kembali menjadi biru = Tipe yang optimis. Kamu percaya kehidupan ada campuran baik dan buruk. Kamu menerima kenyataan dan kemalangan dengan tenang. kamu juga tipe yang berjalan sesuai jalur tanpa stress/kuatir.
C. Centang = kamu terbiasa menyelesaikan masalah sehari hari, membuatmu terlihat seperti orang kebanyakan. Tetapi kamu mampu memiliki kehangatan untuk orang lain yang membutuhkan.
B. Lautan biru = Kamu memiliki bakat dalam hubungan inter-personal. orang menghormati kemampuanmu berkomunikasi dan caramu membantu orang lain. Hanya dengan kehadiranmu, orang akan bekerja lebih lancar dan efisien.
B. Hanya membaca yang menurutmu menarik = Uang membuat lubang dalam sakumu. jika kamu punya uang, kamu akan membelinya untuk apapun yang menurutmu menarik.